Kamis, 27 Mei 2010

Give me the information, and your body...part 1

Disclaimer: Hidekaz Himaruya
Ivan x Alfred
Rated M (rape,sex)

-
SUM:

Setelah perang dingin mereda antara Amerika dan Rusia, kini hubungan keduanya semakin membaik.Namun ternyata Rusia menginginkan lebih dari sekedar perdamaian kedua negara tsb.

Pagi itu Alfred berkunjung ke rumah Ivan untuk membahas tentang bantuan untuk korban gempa di Haiti. Mereka berbincang-bincang di ruang tamu. Lalu kemudian Ivan bilang ia ingin ke kamarnya sebentar. Setelah menunggu cukup lama, dan Ivan tidak kembali, maka Alfred menuju ke kamar Ivan.

"Rusia.." panggil Alfred yang masih mencari-carinya.Sesampainy
a di kamar Ivan ia merasakan seseorang berdiri dibelakangnya.Alfred membalikkan badannya kebelakang, ternyata orang itu adalah Ivan.
"Rusia? mmf...engh!" dengan cepat Ivan langsung mendekapnya dan mencium bibir Alfred dengan kasar.Alfred tersentak kaget dan tampak terkejut dengan perlakuan Ivan padanya.Ia berusaha mendorong Ivan, tetapi Ivan malah memeluknya dengan kuat.Lidah mereka saling beradu dan lidah Ivan menelusuri mulut Alfred. Seketika it Ivan mulai menjilati bibir atas Alfred dan dengan kuatnya Alfred mendorong Ivan menjauh darinya.”Apa yang kau lakukan!? Hh..hh...” bentak Alfred pada Ivan sambil mengelap mulutnya dengan tangan dan nafasnya tersengal karena ciuman tadi.
“Huh..Alfred, aku ada pertanyaan untukmu, gempa Haiti itu bukan murni bencana alam kan?” katanya sambil mengeluarkan tali dari belakang tubuhnya, “A..apa!?” lalu Ivan mendorong Alfred ke ranjangnya dan langsung mengikatkan tali ketangannya. “A..apa-apaan ini!? Hey lepaskan! Apa kau mencoba membunuhku!?” “Tidak Alfred, lebih buruk daripada itu, aku akan membuatmu mengaku” jawab Ivan dengan nada kekanak-kanakan. “Jadi Alfred, gempa Haiti itu ulah Angkatan Lautmu kan?” bisik Ivan sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Alfred. “Apa yang kau bicarakan? AL-ku tidak pernah me-Ah!.." sejenak penjelasan Alfred terpotong karena merasakan sesuatu membasahi telinganya."Jangan bohong Alfred, kami tahu yang sebenarnya.AL-ku sudah meneliti penyebab gempa itu! Itu percobaan bom Amerika untuk menggulingkan kekuasaan Iran kan?" "Untuk apa aku melakukan hal gila seperti itu? Dan bahkan sekarang kau memanggilku dengan nama dan bukan nama negaraku. Untuk apa semua ini hah!?" "Aku akan membuatmu mengaku Alfred. Aku sengaja memanggil namamu agar pembicaraan kita tidak monoton." balas Ivan sambil mengarahkan jemarinya ke leher Alfred, lalu mulai menjilat, mengisap, dan menggigitnya."Rusia hentikan!! Jangan la..aah..ukh..sudah kubilang itu bukan ulah AL-ku, itu murni bencana alam, bukan karena mereka! Menjauh dariku dasar komunis!" bentak Alfred sambil sambil menendang perut Ivan."Alfred..Alfred..mengapa kau begitu naif? Rupanya kau masih tidak mau mengaku ya? Baiklah, aku akan membuatmu mengakuinya." Setelah itu Ivan langsung membuka celana Alfred dan melemparkannya di lantai."Rusia, apa yang..ja..jangan!! Hentikan!! Tidaak!!!" Saat itu juga kedua pipi Alfred bersemu merah dan membuatnya terlihat sangat manis di mata Ivan. Lalu dengan senyum kekanak-kanakannya ia menatap Alfred kemudian mengambil kacamatanya dan meletakkan kacamata tersebut ke meja."Jangan menatapku seperti itu! Kau dengar!" "........." "Hey kembalikan itu, Rusia! Aku tidak bisa melihat!" Sekejap pandangan Alfred buyar, tapi setelah itu ia bisa melihat lagi."Kau pasti bisa Alfred. Sudah jelas? Sekarang lihat mataku" Dengan polosnya Alfred mengangguk dan menatap mata Ivan. Ia tak sadar bahwa wajahnya dan dan wajah Ivan telah dekat. Ah indah sekali mata itu, pikir Ivan saat menatap kedua mata biru tersebut. Ia malah mengajukan pertanyaan "Lalu Alfred, bagaimana dengan tsunami di Aceh? Kau melakukannya untuk mengalihkan perhatian banyak orang dari topik Perang Irak bukan?" "Jaga mulutmu! Aku tidak pernah melakukan senaif itu kepada Indonesia-san!" "Oh begitu ya? Maaf Alfred aku tidak bisa menjaga mulutku", tanpa peringatan Ivan langsung mendaratkan lidahnya kemata Alfred, menjilati kelopak dan seluruhnya."A-aah..Rusiaaa! nnh..hentikaan...!" Mata kiri Alfred kesakitan, ia mulai menangis dan agaknya terisak-isak."Aku mohon Rusia! Hentikan!" "Panggil aku Ivan, kalau tidak aku takkan menghentikannya" pinta Ivan pada Alfred."Ahh..Ivan tolong hentikan ini, kumohon..ukh.." dengan ucapan itu Ivan menghentikan invasi-nya terhadap mata itu. Ia melihat air mata Alfred membasahi kedua pipinya dan hal itu membuat Ivan ingin mengeryanginya."Tetapi Alfred, mengapa reaksi dari marinirmu itu sangat cepat terhadap bencana tersebut? Bukankah itu mencurigakan, comrade?" tanya Ivan seraya mendekatkan wajahnya ke pemuda yang berada di bawahnya itu."I..itu karena k-kami peduli. Rusia, kita bisa membicarakan hal ini baik-baik kan? Kau tak perlu melakukan hal ini." terdengar nada suaranya ketakutan dan Ivan bisa merasakan tubuh pemuda Amerika itu bergetar."Hm..ya, tapi aku lebih menyukai cara ini" Ivan mengakhiri kalimatnya dengan melepaskan kedua sarung tangannya dan melebarkan kedua kaki Alfred.
"Eh Rusia? Ah jangan lakukan itu! Tidaak...ahn.." perlahan Ivan memasukkan jarinya ke dalam hotspot Alfred."Bagaimana Alfred? Kita buat kesepakatan, kau mengaku, aku akan menghentikannya, bagaimana?" tegur Ivan sambil memasukkan jarinya lebih dalam lagi."Aaahh..TIDAK! Ini urusan kenegaraan, hanya pembantu pemerintahku yang boleh mengetahuinya dan..ahn..kau tak berhak mengancamku!" bentak Alfred yang marah dalam tangisannya.
Setelah itu Ivan melepaskan jarinya dari hotspot Alfred. Jantung Alfred berdebar sangat kencang, Ia khawatir jika sesuatu yang tidak ia harapkan akan terjadi padanya."Kau tahu Alfred, selama bantuan untuk korban gempa Haiti masih terus berdatangan. Aku dan pasukan militerku akan singgah di negaramu untuk mengawasi dan mencari bukti tentang penyebab gempa tersebut. Jadi, jika kau menolak kesepakatan ini, setelah ini kau bebas, tapi jika tidak mengaku juga aku dan pasukan militerku akan mempermalukanmudi depan orang-orangmu, kau mengerti?"
Alfred semakin ketakutan akan sesuatu yang baru dibicarakan Ivan."K-kau gila! Lepaskan aku! Itu takkan mungkin terjadi, bullshit!". Melihat Alfred yang begitu menyebalkan, Ivan langsung melepas celananya dan melebarkan kembali kaki Alfred."Kau begitu menyebalkan anak muda, hmmph..." Tanpa peringatan Ivan langsung memasukkan barangnya ke hotspot pemuda dibawahnya itu."Aaanh..hwaah..h-henti..kaan..!! Ru..rusia..ngh..kumohon.." "Mohon lanjutkan? Memang itu inisiatifku" Ivan mendorong barangnya semakin dalam ke hotspot pemuda itu."Tidak! Akh..ahn..mhn.." desahan Alfred yang malang semakin menjadi-jadi saat Ivan memaksakan miliknya masuk."Kau ketat sekali, Alfred" "Hahh..hh..hhh...Rusia..ah..tolong..hkkkh...hentikaaann!!!" "Panggil aku Ivan dan mengakulah" kata Ivan sambil meremas barang Alfred."Mmh...tidak! Ja..jangan sentuh! Aahhn..." desahan Alfred semakin terdengar sensual dan menggoda, Ivan tak bisa menahan dirinya lagi dan mulai memaksakan barangnya masuk dengan paksa."Hegh!" "Aaakkhh!!! Ivan!!! Sakit..sa..sakiit...ahn.." akhirnya barang Ivan masuk ke dalam hotspot Alfred dan saat itu juga hotspot Alfred berdarah, sehingga membuat Alfred menangis, perlahan air matanya jatuh menuruni pipinya yang merah.

To Be Continued

Akhirnyaa~~

Akhirnya jadi juga nih blog!

Alasan membuat blog HYK:
1. Bahaya post fic di facebook nanti ketahuan guru dan temen-temen.
2. Jadi lebih gampang post fic, jadinya gak takut ketahuan.
3. Nambah wawasan Taichou, yang awalnya gak bisa bikin blog jadi bisa deh~
4. We can share our imagination without fear be known by our teacher!

Kasian aku, terutama anak-anak yang polos otaknya akan ternodai jika membaca fic kami T^T

Selalu tunggu fic kami ya~!

Sincerely

HYK 01, Taichou.