Senin, 23 Agustus 2010

I want to kiss you!

Genre: Humor
Rated: T
Pairing: Turkey / Sadiq Adnan x Greece / Heracles Karupsi

Axis Powers: Hetalia @ Hidekaz Himaruya

“Heracles~..”
“Apa?”
“Ngg…Gue..Gue..”
“Kenapa?”
“Gue..Gue..Gue~..” *kicep*
“Ah! Gak jelas lu! Gue mau pergi aja!”
“Eh! Tunggu-tunggu~!”
“….”
“Gue Cuma..Gue pengen..”
“Pengen apa!? Jangan buat gue kesel!!”
“Gue pengen nyium elu!!”

CHAPTER 1
~Percobaan~

(Di pagi hari ^_^)

“Ng..mmph..hmmph~!” Sadiq ngemut tak jelas sarung gulingnya
“Ah..mmh~..Heracles~..” mungkin jika dihitung, ini sudah kesekian kali Sadiq menggumam, menyebutkan nama salah satu orang Yunani itu.
“Ni bocah kenapa sih!?” Gupta merasa unik dengan kelakuan orang yang dianggap kakaknya itu
“Ng?” Sadiq sedikit membuka matanya , “Heracles ya?” ia mulai mendekati orang yang ia kira Heracles.
“Wah! Udah ga bener nih orang! Woy, bangun! Gupta nih Gupta! The most handsome boy in Egypt!” ujar Gupta dengan PD-nya.
“Ahaha~..Heracles, bias saja kau mengaku sebagai Gupta. Heracles! I want to kiss you!” Sadiq perlahan mulai memajukan kepalanya
“…” muncul beberapa gabungan urat di ujung kening Gupta
“Sial kau!!! _BUAGHH!!_”

( Adegan di sensor ^o^)

“Hh~ cepat bersiap! Kau harus sekolah!” Gupta meninggalkan Sadiq yang babak belur.
“Aa~…” Sadiq hanya berbaring KO dari Gupta.
Ya, kondisinya mengenaskan, wajahnya lebam, tubuhnya penuh luka sana-sini, giginya lepas satu, bibirnya jontor, hidungnya mimisan, dan yang paling parah bulu halus a.k.a jenggotnya mulus dicabuti semya oleh Gupta satu per satu! Maka mengkilaplah dagu seorang Sadiq Adnan.
“Uggh~ Sial banget tuh bocah!” gerutu Sadiq sambil meraba dagunya
“Ng? Gyaaa!!! KEMANA JENGGOTKU SAYANGG~!!??” Sadiq teriak histeris.
“Guptaa~!!” dengan cepat Sadiq menghampiri Gupta di ruang makan
“Ada apa?” Tanya Gupta dingin
“Kau apakan jenggotkuu!? Sadiq terlihat sangat kesal
“Oh! Ini..lihat saja” Gupta menunjukkan hasil karya seni rupa yang terbentuk dari jenggot Sadiq, Pyramid itulah bentuknya.
“…” Sadik hanya bersweatdrop ria
“Pagi-pagi sudah berisik sekali!” celoteh Heracles yang tiba-tiba datang dengan tampang uke bangun tidur, berhasil membuar Sadiq membentuk sebuah aliran sungai.
“Pagi” balas Gupta
“Heh! Siapa juga yang berisik, bodoh!?” Sadiq nyolot
“Bodoh-bodoh mau dicium juga~” gumam Gupta sambil melanjutkan karyanya
“Hah? Maksudmu?” Heracles bingung
“Bu..bukan apa-apa kok!” Sadiq tergagap
“Alah~! SPEAK!!” Gupta akhirnya sukses menyusun pyramid itu. Sadiq hanya dapat mendeathglare Gupta, sementara Gupta asik memfoto karyanya
“Aku tidak mengerti maksud kalian.Aku mandi dulu saja!” Heracles pun pergi meninggalkan dua saudaranya
“Ya sudah, pergi sana, Freak!” ujar Sadiq
“Sumpah! Kau itu aneh ya?” Gupta tersenyum lembut
“Maksudmu? Tanya Sadiq sambil meminum kopinya
“Kau…menyukai Heracles, kan?” pertanyaan yang keluar dari mulut manis Gupta, sukses disembur Sadiq.
“Freak!”
“A..apa-apaan itu!? Mana mungkin aku menyukai dia!?” wajah si penjawab memerah
“Kalo suka bilang aja! Jangan di sembunyiin! Udah gitu, kalo pengen nyium dia, cium aja langsung! Gak usah pake ngemut-ngemut sarung guling, gue jadi geli tau ngejemurnya!” balasnya sambil ngelap semburan Sadiq dari mukanya
“Mana mungkin a..aku menyukainya!? Dia itu freak!” tegas Sadiq
“Lalu, kenapa kau ingin menciumnya?”
“Sudahlah! Lupakan hal tadi!” dengan kesal Sadiq meninggalkan Gupta
“Beuh, semprul!” akhirnya Gupta ikutan ngacir

Sadiq PoV

Sebenernya apa yang Gupta bilang ada benarnya juga, gue gak bias ngelupain dia.Suaranya, sifatnya, kelakuannya, lekuk tubuhnya, apalagi tampang ukenya.Haduhh…bibirnya juga! Pengen gue rasanya ngemut tuh bibir.
Sulit bagiku untuk melupakan kebaikannya
Sulit ‘tuk lupakan rasa ini
Rasa yang sudah lama tertanam di hati ini
Oh Tuhan, maafkan aku yang tak bisa melupakannya
Segala kenangan tentangnya
Segala keindahan ciptaanmu yang ada dalam dirinya
Karena..
“Gak usah sok puitis deh!” Gupta seenaknya memotong puisi yang sudah susah payah aku tulis di telapak tangan, gara-gara takut dibunuh author.
“Sialan kau Gupta!” omelku kesal
“Bodo..” dengan mudahnya Gupta mengatakan hal itu
“Arrgh…”
Hh…terkadang aku kesal dengan kelakuan adik-adikku itu.Tapi aku tetap menyayangi mereka.
“Hei, apa yang kau lakukan di depan kamarku?” Tanya sebuah suara yang tiba-tiba mengagetkanku.
__BLUSH__
Aku terpaku ‘OH MAI GAY!!! Cakep banget nih bocah!!’ jeritku dalam hati
“Minggir, aku mau masuk kamar!”
Pikiranku melayang, melihat tubuh yang hanya terlilit bagian bawahnya, masih terlihat tetes-tetes air yang membasahi dada bidangnya. Aku memang tergiur akan tubuhnya, tapi yang paling kuinginkan bibirnya. Aku benar-benar ingin menciumnya.Akhirnya akal sehatku lepas dari kandang dan aku pun berbuat nekat.

END of Sadiq PoV

Tanpa basa-basi Sadiq langsung memojokkan Heracles.
“He..hei…apa-apaan kau!?” wajah Heracles memerah
“Hehe..” Sadiq tertawa menyeramkan, “Aku ingin mencoba bibirmu” Sadiq memajukan wajahnya.
“A..apa-apaan kau!?” Heracles sudah sangat memerah
Sekarang wajah mereka sudah ada diantara 1234567891011121314151617181920 (hh..hh..~) 21 dan seterusnya cm.
Sedikit lagi…sedikit lagi…
Mieww~~!!
Sadiq berhasil mencium.
“Aku gak ngerti apa yang mau kau lakukan” ujar Heracles datar
Stop press…emang ada orang yang lagi dicium bias ngomong?
“Ckckck, kasian sekali kau Turkish man!” komen Gupta prihatin
Jadi?
“Haha..”
SIAPA YANG SADIQ CIUM!!?
Miieww~!!
“Enak gak nyium kucing?” tanya Gupta pada Sadiq yang masih asik melumat bibir….kucing.
Sadiq langsung tersadar dan melepaskan bibirnya
“TIDAAKK~!!!”
Haduh..sebuah percobaan yang gagal

>TBC<

Minggu, 22 Agustus 2010

Aku pergi, kau tetap disini

Genre: Humor, slight lemon
Rated: T
Pairing: Spain / Antonio x Romano / Lovino

Axis Powers : Hetalia @ Hidekaz Himaruya

Di desa yang tenang, sebut saja desa hetagakure, terdapat 2 anak tetangga. Mereka sering bermain bersama dan salah satunya lebih tua, mari kita simak lebih lanjut, pemirsa.
“Kakak~! Kak Antonioo~!” Lovino memanggil Toni sambil mengetuk pintu rumahnya dengan tidak sabar.
“Duh Lovi, Toni sudah pergi dari tadi, dia bilang, langsung ke tempat yang biasa saja.” Ucap ibu Toni sembari tersenyum lembut.
“Baiklah bibi, terima kasih!” Lovi segera berlari menyusul Toni, ibu Toni hanya bisa menggelengkan kepala lalu inget masakannya yang hampir gosong dibelakang.
Di bawah pohon rindang Toni menunggu. “Lama sekali tuh anak!”, gerutunya.
Beberapa waktu kemudian, ia bias melihat siluet bayangan seorang anak sedang berlari.
“Kakak~!” Lovino berlari mendekati pohon.
“Kau lama sekali! Nabrak apaan di jalan heh!?”
“Tadi aku bangun kesiangan tau! Gara-gara kakak bercerita tentang hal itu!”
“Anak porno! Kau ini masih kecil, aku kan hanya menceritakan untuk kesenangan saja, bodoh!”
“Siapa yang duluan porno sih!? Wajar kalau aku mimpi itu, kak! Aku jadi mimpi basah semalam, ngompol!”
“Hah!? Kau mimpi basah!? Bocah tengil sepertimu!?”
“Hei, kak! Aku sudah dewasa, aku sudah mengerti!”
“Mengerti seperti apa? Coba jelaskan!”
“Tentang bagaimana dua orang menjalin hubungan, lalu setelah itu bikin anak!”
“Bagus! Lalu..?
“Tapi aku masih kurang mengerti..”
“Tentang bagian mana? Aku bisa mengajarimu”
“Atas dasar apa mereka melakukan hubungan itu?”
“Suka sama suka, pendeknya cinta”
“Kalau begitu aku suka kakak, jadi…”
“Bodoh! Kau mau melakukannya denganku!?”
“B-bukan begitu! Lagipula di cerita itu kan pria dan wanita!”
“Sebenarnya itu tidak jadi masalah, cinta itu buta”
“Jadi aku sama kakak tidak apa-apa dong?”
“Boleh saja sih, tapi tidak sekarang”
“Kenapa?”
“Kalau sekarang akan sakit, sebagai gantinya..”
“Apa..?”….
Antonio mengecup lembut bibir Lovino.Kecupan yang singkat itu sukses membuat wajah Lovi semerah tomat.
“Ahahaha, kok mukamu merah?”
“Apa yang kau lakukan, bodoh!”
“Aku mengajarimu sedikit dari cerita itu, kau sendiri yang minta kan”
“I-iya sih, tapi kan..!”
“Hahaha, dasar tomat!”
Lovino hanya bias cemberut.Hingga esok hari tanpa pemberitahuan, keluarga Toni sudah pergi dari desa.Ternyata, Toni pindah ke kota, sedangkan Lovi yang masih mimpi cerita itu kesiangan lagi, dan bersikeras mengejar Toni dengan sepedanya.
Di pos perhentian, Toni merasa bersalah. Ia tidak memberi tahu kepergiannya pada Lovi, sampai ia terkejut melihat Lovi ngos-ngosan muncul di hadapannya, bukan hanya dirinya yang kaget, keluarganya juga.
“Lovino!? Sedang apa kau disini!?” jerit Ibunda Toni heran.
“Maaf, bu! Biar aku yang mengantar Lovi pulang! Tunggu aku ya!” Antonio menarik Lovi lalu memboncengnya naik sepeda menjauh dari pos, ke arah desa.
Mereka sampai di pohon tempat mereka kemarin bersama.
“Apa yang kau lakukan bodoh!?”
“Kenapa kau tidak memberitahuku..?” sahut Lovi bernada pedih.
“Soal itu…maaf, aku tidak bias memberitahumu”
“Kenapa, kak? Jawab aku..” Lovi terisak-isak.
“Kalau aku beritahu, kau pasti menangis” jawabnya sembari menghapus airmata Lovi yang menetes.
“Tentu saja!Kan aku…cinta kakak!”
“Kau merayuku, ya!? Dasar bocha sok tau!”
“Aku serius, jangan pergi..” cegah Lovi memegang ujung baju Toni.
“Maaf tomat, aku harus pergi” Toni memberi kecupan perpisahan di dahi Lovi, lalu pergi meninggalkannya.
“Kakak! Kakak!” Lovi hanya menangis, sementara siluet Toni memudar.
“Kakak, jangan pergi, kak…” isakan dirinya semakin tidak terdengar, merendah perlahan-lahan.
“Ikanaide, nii-chan..” lalu terlelap dalam remang malam.

((Time skip, 11 tahun kemudian))

Lovino terbangun disamping kekasihnya yang terbaring masih tertidur lelap.Mimpi akan kepergian Toni sentak membuatnya terkejut, dan sekarang, hal itu tidak akan terjadi lagi…
“Ohayou ne, Antonio” , Lovi mengecup lembut dahi kekasihnya itu.


~THE END~

HYK 01 said : Gomennasai (_ _) saya tahu alur ceritanya keterlalu cepetnya, udah kayak kereta ngebut nyebur ke sumur, abis saya bikinnya juga lagi ngebut kebawa arus F1, jadi gomennasai, minna-san (_ _)