Jumat, 23 Juli 2010

Give me the information, and your body...part 2 (END)

Disclaimer: Hidekaz Himaruya
Ivan x Alfred
Rated M (rape,sex)

-

-Ia juga tak sadar bahwa Ia telah memanggil pemuda Rusia itu dengan human-namenya.”Bagus Alfred, susah juga ya masuk ke dalam dirimu”.”Ah diam! Hentikan semua ini! Kau telah mempermalukanku! Mengapa kau melakukan ini padaku..?” Alfred terisak-isak.”Alasan pertama, aku ingin pengakuan darimu mengenai bencana itu” sahut Ivan sambil mengarahkan tangannya ke wajah Alfred.”Kedua, karena aku ingin memilikimu, ya..hanya kau seorang..” kata Ivan sambil menjilati air mata Alfred lalu mencium bibirnya dengan lembut.”I..vaan…mmhn..” Alfred hanya sedikit melawan, namun kemudian Ivan tiba-tiba menamparnya dengan keras.”Ivan!? Apa yang kau lakukan!?”.”Kau tahu, jika aku ingin menjadikannmu milikku, aku harus membuatmu masokis” jawab Ivan sambil mengeluarkan cambuk.”Rusia! Apa yang akan kau..!? Tidak! Jangan!! Aauuw..”.Lima cambukan dilucuti Ivan ke dada Alfred.”Sudah cukup Rusiaa!! Uuh..”.”Baiklah Alfred, kita lanjutkan yang tadi”.Ivan kembali pada posisinya memasuki hotspot Alfred, menggerakkan barangnya dengan darah yang jadi pelumasnya dan meremas bagian sensitif Alfred.”Aauw, Ivaanh…aku…enh..”.”Lakukanlah”.”Ivaannh…aku tidak..nnh.”.Mengetahui hal ini, Ivan semakin mempercepat gerakannya.”Aah…baiklah Ivan..Iya iya! Itu semua benar! Kami memang melakukannya karena perintah bos kami!”, hotspot Alfred mulai mengetat.Ivan lalu memasukkan tangannya ke dalam baju Alfred, memainkan dadanya sambil mencium bibirnya.”Aah..aah..huaahhn!..nnh..”.Alfred melepaskan bibirnya dari ciuman itu dan klimaks.Ivan juga, sesaat kemudian Ia klimaks di dalam Alfred.Ia sangat puas ketika sudah mencapai ‘tujuannya’.Tetapi pemuda dibawahnya…kasihan Ia berkeringat, ketakutan..Tubuhnya bergetar, jantungnya berdegup kencang, wajahnya merah dan suaranya parau akibat teriakan dan desahan, matanya yang indah itu juga menjadi sembab karena tangisan tadi.”Terima kasih atas informasinya! *mengeluarkan pisau* “.”Aaah! Tidak Ivan! Kumohon jangan lakukan itu, kumohon! Tolonglah Ivan..”.Ivan mengarahkan pisaunya ke leher Alfred, “Tenang, Rusia disini” lalu memotong tali yang mengikat kedua tangan Alfred.
Alfred hanya bisa terkulai lemas di ranjang Ivan, melihat pergelangan tangannya terluka akibat terlalu memaksakan diri melepas tali yang mengikatnya.”Hmm..rasanya belum lengkap jika tidak menikmatimu, ya?”.”Uhh, Ivan?”. Ivan menjilati dan mengisap barang Alfred.”Hwaah..Ivaan..mnnh…”.Alfred menarik rambut Ivan, berusaha melepaskan dia dari barangnya, namun Ivan malah menyayat tangannya dengan pisau.”Aaahh! auw..”.”Jangan halangi aku melakukannya, kau tidak mau melukai dirimu, kan?”.Alfred hanya bias pasrah melihat Ivan merasakan dirinya.Ia tidak mau sesuatu yang lebih buruk terjadi padanya.
-“Ah Ivan..hentikaan..auuh…”, sepertinya Ivan sudah cukup lama bermain dibawah sana dan Alfred sudah tidak tahan.Tampaknya Ivan pun yang tak mau berhenti malah semakin mempercepat temponya.”Sudah cukup Ivaanh…nnn..agh..”.Alfred mencoba mendorong pundak Ivan tapi Ivan malah menyeruduk perutnya.”Aaauw!”, tapi Alfred mencoba bangkit lagi.”Haahn…tolong mengertilah Ivaanh..aku sudah tidak tahan lagi…kumohon…”, tetapi Ivan tak menghiraukan, Ia tetap menghisap, menjilati dan menggigit barang Alfred.
Alfred menutup mata dan menggigit bibir bawahnya.Ia tak mau melihat apa yang terjadi, juga mencoba menahan diri agar tidak ‘datang’.
Alfred terlalu kencang menggigit bibirnya, lalu..”Kyaahn..Ivaanh…aku tak bisa lagi..nnh..”.Ivan menyadari hal itu dan segera Ia melepaskan mulutnya dari sana.Alfred ‘datang’ lagi dan hampir mengenai Ivan.”Ma..maaf..”, ucap Alfred.Ivan mendekatkan wajahnya ke wajah Alfred, dan..”Kau tak perlu repot menyiapkan ini untukku”, Ivan menjilat darah di bibir Alfred.”Terima kasih atas informasinya, comrade”, Ivan mengelus-elus kepala Alfred.”Bilang pada bos-mu tentang kedua gempa itu, jangan pernah mencelakai negara lain untuk kepentingan negaramu, mengerti?”.Alfred mengangguk sedikit, “Tapi mengapa kau melakukan ini padaku?”, tanya Alfred terisak.”Ahaha, aku ini seorang Marchiavellis!*”, jawab Ivan.”Hah?”, Alfred hanya termangu.”Baiklah pakai celanamu dan pulang ke rumah”.Sejenak Alfred terdiam sebentar.”Apa perlu kupakaikan, hmm?”.”T-tidak! Aku bisa pakai sendiri!”, beberapa saat..
-“Dadah Alfred~ Jaga dirimu yaah! Ehe~”.Alfred segera berlari menjauh meninggalkan rumah itu dan bersumpah tidak akan kembalik atau mengenal orang itu lagi.

-----

Akhirnya selesaai~ XDD gomen ne maaf publisnya kelamaan! -plakk-
Abiis...aku ga mau Ivan sama yang laiin T^T (01)
BTW, ini fic belongs to 04, not me XD
Dia yang bikin aku yang publish sekalian edit :P
Maaf ya kalo kata-katanya agak gimanaa gitu, abis saya ga pinter milih kata ><
Enjoy! :D

Ah, flame, kritik? Silahkan di komen ^^

2 komentar:

  1. Oh My... ane rada deg-degan gimanaaa gitu pas baca yang... atas ampe tengah ke bawah...
    aduh...kasian banget sih kamu ALfred.. sial banget ketemu Ivan.. (tapi gue sih seneng-seneng aja Alfred disiksa. mwahahahahahhaaa!)

    Tapi saia langsung ngedubrak dengan suksesnya pas baca akhirannya. Hebat ya ivan... bisa ganti 'kepribadian' dalam sekejap... gue bisa ngebayangin wajah ivan waktu ngomong yang, "Dadah Alfred~ Jaga dirimu yaah! Ehe~"
    Beneran loh... Haduh Ivan...

    BalasHapus
  2. demi apapun ini keren bangettt!!!!

    BalasHapus